
Palangka Raya Semakin KEREN – Pemerintah Kota Palangka Raya melalui Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Kepemudaan, dan Olahraga (Disparbudpora) terus beradaptasi dengan perkembangan era digital dalam mempromosikan potensi wisata daerah. Optimalisasi media digital dinilai menjadi kunci untuk menarik minat wisatawan, baik dari dalam negeri maupun mancanegara.(Jum’at,22/8/25)
Kepala Disparbudpora Kota Palangka Raya, Iin Hendrayati Idris, menegaskan pentingnya strategi promosi berbasis digital yang terintegrasi. “Kami mendorong promosi melalui berbagai platform digital. Kolaborasi dengan content creator serta komunitas lokal menjadi langkah strategis untuk memperluas jangkauan informasi wisata Palangka Raya,” ungkapnya.
Dalam lanskap pariwisata global, perhatian publik yang semakin singkat membuat promosi konvensional seperti brosur atau pameran mulai ditinggalkan. Sebaliknya, konten singkat namun menarik seperti video Instagram Reels atau TikTok terbukti lebih efektif menjangkau audiens.
Fenomena ini sejalan dengan hasil penelitian akademisi pariwisata digital, Dr. Ade Gafar Abdullah, yang menyebut generasi milenial dan Gen Z kini menjadikan media sosial sebagai sumber utama referensi perjalanan. Konten autentik, visual, dan mudah dibagikan memiliki pengaruh signifikan dalam membentuk citra destinasi.
Disparbudpora Palangka Raya juga menekankan pentingnya pemanfaatan data dalam strategi promosi. Analisis sentimen di media sosial serta pelacakan tren percakapan daring dapat memberikan gambaran tentang preferensi wisatawan. Dengan pendekatan ini, Palangka Raya dapat menyesuaikan pesan promosi sesuai tren yang sedang berkembang.
Dr. Heri Budianto, M.Si., praktisi komunikasi dan pengamat pariwisata, menambahkan bahwa strategi pemasaran pariwisata modern harus bersifat lincah. “Pemerintah daerah tidak bisa lagi bergantung pada rencana promosi jangka panjang yang kaku. Respons cepat terhadap tren mingguan sangat dibutuhkan agar destinasi tetap relevan,” jelasnya.
Optimalisasi media digital bukan sekadar mengunggah foto destinasi indah, tetapi mengubah interaksi digital menjadi dampak nyata. Like, share, dan komentar di media sosial diharapkan dapat bertransformasi menjadi kunjungan wisatawan dan berkontribusi pada Pendapatan Asli Daerah (PAD).
Salah satu contoh sukses dapat dilihat dari kedai kopi lokal “Kopi Josie”, yang berhasil membangun citra sebagai tempat nongkrong favorit anak muda melalui strategi pemasaran digital. Hal ini menunjukkan bagaimana pelaku usaha lokal dapat memanfaatkan media sosial untuk memperkuat citra sekaligus meningkatkan daya tarik Palangka Raya sebagai kota tujuan wisata.
Ke depan, Palangka Raya menargetkan terciptanya narasi digital pariwisata yang terintegrasi. Website resmi pariwisata, akun media sosial, promosi influencer, hingga ulasan di Google Maps akan diarahkan untuk menyampaikan pesan yang konsisten: Palangka Raya adalah destinasi aman, eksotis, kaya budaya, dan siap menyambut wisatawan.
Dengan penetrasi internet Indonesia yang telah mencapai lebih dari 79% pada 2024, peluang digitalisasi pariwisata semakin terbuka lebar. Optimalisasi ini diyakini dapat memperkuat posisi Palangka Raya tidak hanya sebagai ibu kota Provinsi Kalimantan Tengah, tetapi juga sebagai destinasi wajib dalam peta perjalanan wisata digital dunia.